Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Cabai Merah Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau

Mardiko, Anang Nyoto (2021) Analisis Usaha Tani Dan Pemasaran Cabai Merah Di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Other thesis, Universitas Islam Riau.

[img]
Preview
Text
144210168.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Cabai merah merupakan salah satu komoditas holtikultura yang menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia termasuk masyarakat Kota Pekanbaru dan kebutuhan tersebut dapat disediakan melalui proses produksi usahatani yang dilakukan oleh petani dan di pasarkan oleh pedagang. Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis: (1) Karakteristik petani dan pedagang (2) Manajemen Usahatani terkait dengan pengguaan faktor produksi dan sarana produksi, biaya produksi, produksi, harga, pendapatan, dan efisiensi, (3) Menganalisis pemasaran terkait dengan lembaga pemasaran, saluran pemasaran, fungsi pemasaran, biaya pemasaran, keuntungan pemasaran, margin pemasaran, farmer’s share dan efesiensi pemasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, yang di laksanakan di lima Kecamatan di Kota Pekanbaru yakni Kec. Payung Sekaki, Kec. Tampan, Kec. Tenayan Raya, Kec. Rumbai, dan Kec.Rumbai Pesisir. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai bulan Februari 2020. Pengambilan sampel petani cabai merah dilakukan secara acak sederhana dan untuk pengambilan sampel pedagang menggunakan secara Snowball Sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan skunder yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriktif kualitatif dengan pendekatan manajemen usahatani dan pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok umur petani cabai merah di Kota Pekanbaru yang terbanyak adalah pada kelompok umur berkisar 40-45 yaitu berjumlah 15 orang dengan persentase (37,5%), kemudian umur 34-39 yaitu 11 orang dengan persentase (27,5%) umur 46-51 yaitu 7 orang kemudian umur 52-57 berjumlah 4 orang dengan persentase (10%) untuk umur 58-63 berjumlah 1 orang dengan persentase (2,5%) ini jumlah paling sedikit diantara kelompok umur petani yang lain dan 64-70 berjumlah 2 orang dengan persentase (5%) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, petani cabai merah di daerah penelitian masih tergolong kedalam kelompok usia produktif dimana hanya ada 2 orang saja dengan persentase 5% yang termasuk kedalam usia tidak produktif. Mayoritas tingkat pendidikan di daerah penelitian kurang baik atau setara dengan SD sebanyak 21 orang, sehingga penyuluh agak sulit memberikan informasi dan penyuluhan mengenai usahatani cabai merah. Di daerah penelitian jumlah petani yang tamat sekolah SMP/MTs yaitu berjumlah SMP 7 orang dan MTS 2 orang. Namun belum ada yang mencapai jenjang perguruan tinggi. Jumlah anggota keluarga yang di tanggung oleh petani responden dominan 3-4 orang (60%). Pengalaman berusahatani cabai merah yang dimiliki oleh petani responden di kategorikan sedang yaitu sebesar 42,5%. Mayoritas petani responden memiliki pengalaman berusahatani yang bervariasi antara 6-9 tahun,10-13 tahun.14-17 tahun, 18-21 tahun, dan 22-25 tahun. Penggunaan input produksi: Luas lahan garapan yang paling banyak di gunakan oleh para petani untuk usahatani cabai merah adalah 0,25 ha yakni sebanyak 22 jiwa dengan persentase 55,00%, kemudian diikuti luas lahan 0,5 ha sebanyak 6 jiwa dengan persentase 15,00%, selanjutnya luas lahan 0,12 ha sebanyak 4 jiwa dengan persentase 10,00%, untuk luas lahan 0,14 ha sebanyak 3 jiwa dengan persentase 7,50%, luas lahan 0,1 ha sebanyak 2 jiwa dengan persentase 5,00% dan luas lahan yang terendah ada 3 diantaranya 0,24 ha, 1,25 ha, 2 ha masing-masing sebanyak 1 jiwa dengan persentase masing-masing 2,50%. Jumlah rata-rata bibit yang digunakan olden petani berjumlah 43 gr. Rata-rata penggunaan TKDK 8,916, rata-rata penggunaan TKLK 244,0. Rata-rata penggunaan pupuk adalah 9,144 Kg, rata-rata penggunaan pestisida 90,058 Ml, rata-rata alat dan mesin adalah 37,30,00 unit. rata-rata petani mengeluarkan biaya Rp 39.631.584, rata-rata produksi sebanyak 4.563 Kg per produksi. Rata-rata pendapatan kotor sebanyak Rp 91.250.000 dan pendapatan bersih rata-rata Rp 10.150.058 per musim tanam dengan rata-rata luas lahan 0,33 Ha dengan RCR 1,13. Pemasaran cabai merah sudah efisien pada saluran II dengan nilai RCR yakni 0,83 dan belum efisien pada saluran I dengan RCR yakni 3,58. Saluran I pemasaran yakni dari Petani – Pedagang Pengumpul/Pedagang Besar – Pedagang Pengecer dan konsumen akhir, saluran II Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen akhir, rata-rata margin pemasran cabai merah ditingkat pedagang besar sebesar Rp 5.000 (20%), pedagang pengecer pada saluran I Rp 10.000 (28,57%) dan saluran II Rp 15.000 (42,86). Farmer’s Share pada tingkat petani adalah 51,43% dan pada pedagang pengumpul 20% serta pedangan pengecer 28,57% dan disaluran II 42,86%. Keuntungan yang diterima pedagang pengumpul dan pengecer adalah sebesar Rp 4.302 dan Rp 9.446, dan untuk saluran II pedangang pengecer mendapatakan keuntungan sebesar Rp 14.710. pemasaran cabai merah sudah efisien pada saluran II sebesar 0,83.

Item Type: Thesis (Other)
Uncontrolled Keywords: Cabai Merah, Manajemen, Pemasaran, Usahatani
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: > Agribisnis
Depositing User: Febby Amelia
Date Deposited: 12 Mar 2022 09:03
Last Modified: 12 Mar 2022 09:03
URI: http://repository.uir.ac.id/id/eprint/8530

Actions (login required)

View Item View Item